Rabu, 04 Desember 2013

Sekali lagi-kekangan hati



Yah, aku sudah terlalu sering menjadi orang yang selalu kau cari. Betapa bodohnya aku baru menyadari hal itu! Hah! Tapi tetap saja prosentase gelap rasa ini lebih banyak menyelimuti. Hanya getar abu-abu yang berupa sisa, terpancar dari tungku inginku.

Kuakui aku bodoh! Dengan mata yang terbuka, aku buta oleh keadaan sekitar. Aku buta oleh mereka disekelilingmu. Aku buta oleh kejora matamu. Aku buta oleh refleksi tubuhmu. Sekecap status terlalu tertanam kuat di otakku.

Bagaimana bisa aku mengabaikan kesempatan yang diidamkan oleh banyak gadis sebayaku? Nyatanya aku mengabaikanmu! Aku memperlakukanmu dengan seenak hati. Bahkan aku tak merestu pada penambahan umur. Ah, kuakui aku sungguh jahat.
Bukan karena kamu adalah kamu. Sedang perhatianku terlalu atau mungkin selalu menuju pada Lelaki Pinus. Aku hanya takut berspekulasi pada laku tubuh atau kejora yang terkadang meredupdari matamu. Bahkan tak ada sebutan khusus untukmu. Ah, simpan saja.
-Lelaki Jati-

Pada bangku belakang, 24 Oktober 2013

Label:

-Tetaplah Tersenyum Kawan-



Apapun yang terjadi hari ini, tetaplah tersenyum kawan                                                                               
Seperti saat sebelum kesalahan merengkuhmu dalam kedukaan..                                                     
Percayalah, ini hanyalah tentang bentangan jarak sementara                                             
Janganlah pernah berkata tentang perpisahan kepada kita, karena kalian teman terbaik yang selalu menjadi denting penyemangat

Tetaplah tersenyum kawan..
Kekocakan dan cerita kalian tetaplah berada disini, hidup dan terbingkai cantik dalam doa
Tetap menjadi bagian dari kita dan takkan pernah hilang
Saksi bisu kita ada disini, diruang yang belum terisi sempurna ini, berlarian dalam cita kita            

Tetaplah tersenyum kawan..
Walau awan mendung menyelimuti hati kalian
Tak mengapa dengan dusta kegetiran yang tersisip diantara tawa
Asa kita tetap terajut diatas pelangi, meskipun ditempat yang berbeda

Tetaplah tersenyum kawan
Meskipun kita tahu, pahit yang tertelan takkan pernah hilang
Tetaplah tersenyum kawan
Takkan habis kisah kita direnggut zaman.
Kita tetap selamanya, selamanya, dan selamanya 

 A poem for my beloved friends :')


#dedicated untuk mereka yang pernah kehilangan sebuah harta sosial, persahabatan.

Label: