Rabu, 04 Desember 2013

Sekali lagi-kekangan hati



Yah, aku sudah terlalu sering menjadi orang yang selalu kau cari. Betapa bodohnya aku baru menyadari hal itu! Hah! Tapi tetap saja prosentase gelap rasa ini lebih banyak menyelimuti. Hanya getar abu-abu yang berupa sisa, terpancar dari tungku inginku.

Kuakui aku bodoh! Dengan mata yang terbuka, aku buta oleh keadaan sekitar. Aku buta oleh mereka disekelilingmu. Aku buta oleh kejora matamu. Aku buta oleh refleksi tubuhmu. Sekecap status terlalu tertanam kuat di otakku.

Bagaimana bisa aku mengabaikan kesempatan yang diidamkan oleh banyak gadis sebayaku? Nyatanya aku mengabaikanmu! Aku memperlakukanmu dengan seenak hati. Bahkan aku tak merestu pada penambahan umur. Ah, kuakui aku sungguh jahat.
Bukan karena kamu adalah kamu. Sedang perhatianku terlalu atau mungkin selalu menuju pada Lelaki Pinus. Aku hanya takut berspekulasi pada laku tubuh atau kejora yang terkadang meredupdari matamu. Bahkan tak ada sebutan khusus untukmu. Ah, simpan saja.
-Lelaki Jati-

Pada bangku belakang, 24 Oktober 2013

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda