Kamis, 26 September 2013

Apel (maaf) : kesalahan masih mengunci hatiku



Masih cerita yang sama tentang luka, masa lalu dan cinta. Dipersembahkan dalam sebentuk puisi yang mungkin dapat mewakilkan cuap-cuap hati yang tak tersampaikan. Inspirasi yang datang oleh orang yang sama, Ismatul Habibatul Rohmah. Terimakasih untuk ukiran imaji yang tiada terkira.

Ketika aku termenung dalam sendiri
Aku melangkah tanpa arah, mencari sebuah alasan untuk merasakan bahagia
Dan aku harus berhenti di saat bahagia belum kuraih
Sejenak, ku istirahatkan hati yang letih
Karena perih…

Belum sempat ku kumpulkan kekuatan tuk melanjutkan perjalanan
Kamu…datang menjengukku
Aku masih tak mengerti
Mengapa masih kau hiasi hatiku dengan cinta kasihmu
Sementara aku…
Aku telah merobek degradasi indah yang kau cipta di langit-langit hatiku
Jujur… aku bahagia akan kedatanganmu
Tapi, aku..
Aku merasa tak pantas jika harus kembali memilikimu
Luka itu, terlalu dalam ku beli
Sakit itu, masih tampak dalam keraguanmu menyentuhku
Aku ingin sekali bersamamu hingga akhir waktu
Tapi…
Aku tahu diri!! Kau pernah ku lukai
Maka…jangan cintai aku lagi

Biarkan aku memelukmu dalam diamku
Biarkan aku menciummu dalam pejam mataku
Dan biarkan derita ini berakhir sendiri tanpa harus kau temani
Meski aku menjauh dari dekatmu
Tapi hakikatnya hati ini masih milikmu
Tetap mencintaimu…
Tanpa batas waktu
21 Juli 2013-beserta gaungan adzan isya’

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda