Apel (maaf) : kesalahan masih mengunci hatiku
Masih cerita yang sama tentang luka, masa lalu dan cinta.
Dipersembahkan dalam sebentuk puisi yang mungkin dapat mewakilkan cuap-cuap
hati yang tak tersampaikan. Inspirasi yang datang oleh orang yang sama, Ismatul
Habibatul Rohmah. Terimakasih untuk ukiran imaji yang tiada terkira.
Ketika aku
termenung dalam sendiri
Aku melangkah
tanpa arah, mencari sebuah alasan untuk merasakan bahagia
Dan aku harus
berhenti di saat bahagia belum kuraih
Sejenak, ku
istirahatkan hati yang letih
Karena perih…
Belum sempat
ku kumpulkan kekuatan tuk melanjutkan perjalanan
Kamu…datang
menjengukku
Aku masih tak
mengerti
Mengapa masih
kau hiasi hatiku dengan cinta kasihmu
Sementara
aku…
Aku telah
merobek degradasi indah yang kau cipta di langit-langit hatiku
Jujur… aku
bahagia akan kedatanganmu
Tapi, aku..
Aku merasa
tak pantas jika harus kembali memilikimu
Luka itu,
terlalu dalam ku beli
Sakit itu,
masih tampak dalam keraguanmu menyentuhku
Aku ingin
sekali bersamamu hingga akhir waktu
Tapi…
Aku tahu
diri!! Kau pernah ku lukai
Maka…jangan
cintai aku lagi
Biarkan aku
memelukmu dalam diamku
Biarkan aku
menciummu dalam pejam mataku
Dan biarkan
derita ini berakhir sendiri tanpa harus kau temani
Meski aku
menjauh dari dekatmu
Tapi hakikatnya
hati ini masih milikmu
Tetap
mencintaimu…
Tanpa batas
waktu
21 Juli 2013-beserta gaungan adzan isya’
Label: Puisi


0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda