Jumat, 13 September 2013

Kekangan fitri : Malam jenuh ditengah shalawat semesta



Kegalauan kembali mendadak menyerangku. Setelah beberapa saat lalu ku lupakan segala tentangnya. Entah mengapa mendadak ia kembali mengisi seluruh ruang fikirku. Semua serba baik-baik saja dari kemarin – sejak keberangkatanku kesini – hingga pagi ini, sebuah kalimat sederhana menampar kesadaranku telak! Mengingatkanku tentangmu.

Sayangnya kembali kamu bukan milikkku. Dan entah mengapa aku merindukanmu secara tiba-tiba. Merindukan seluruh tentangmu. Senyummu, tawamu, gaya bicaramu, dan bahkan aroma tubuhmu.

Tolong jangan datang dan mengisi ruang ruang fikirku lagi!!

Sudah cukup kegalauan yang ditimbulkan olehmu. Jangan beri aku harapan lagi dengan mantra-mantra ‘andaikan’ yang melambungkanku!

Aku bahkan masih mengingat dengan jelas saat kau ucap kata itu. Masih terngiang jelas kalimat itu. Tentang kita. Kamu dan aku. Serta keabu-abuan perasaan ini. Berdengung terus dan terus diruang dengarku dan menghapus seluruh daya sadarku.

Aku masih ingat bagaimana caramu menatapku, caramu  meyakinkanku, semuanya... pula saat kita menghabiskan waktu bersama ditengah-tengah malam yang jenuh. Diantara hiruk-pikuk manusia. Diantara lebatnya gemerlap lampu. Diantara mimpi-mimpi dan perdebatan.

Aku merindukan semua itu. Merindukan waktu-waktu itu. Waktu-waktu yang bukan milikku. :')

Diantara gema Idul Fitri-Jember, 8 Agustus 2013.


Hingga kini, masih sering aku berfikir bahwa memikirkan segala sesuatu tentangmu memang menyenangkan sekaligus menyesakkan. Segala cara telah dicoba tuk membuangmu dari arus ingatanku. Namun, kembali kau hadir lagi. Entah dari wajah lain, entah dari kalimat sederhana, atau kedip kagum dari sepasang mata. Simple, namun cukup untuk mengacak-acak perasaan yang telah kutata sedemikian rupa.

H-2 sebelum Mahameru, 14 Agustus 2013

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda